Tuesday, 29 October 2013

PERILAKU KONSUMEN


Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka bertindak sebaliknya. Mungkin mereka tidak memahami motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga mereka sering pula bereaksi untuk mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir sebelum akhirnya melakukan keputusan pembelian. Untuk itu para pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilakunya dalam berbelanja.

Definisi

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan MANUSIA. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan konsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh) apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.. (American Marketing Association).

Perilaku konsumen adalah Dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasan.

Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran. Itu merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Penelitian Konsumen dapat berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakan umum. Penelitian tentang konsumen sangatlah penting karena kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan yang tidak diinginkannya. Dengan adanya penelitian terlebih dahulu akan memudahkan kita untuk dapat menilai kemauan para konsumen.

Penelitian Konsumen dapat didefinisikan sebagai pengumpulan, pencatatan dan penganalisaan data secara sistematis tentang konsumen

Segementasi Pasar dan Analisis Demografi

Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam subkelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir  sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan prosisi yang hampir  sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan. Segmentasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan pembeli secara efektif. Kepuasaan konsumen dapat ditingkatkan dengan pemfokusan segmen. Penentuan pasar sasaran merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang akan dilayani oleh perusahaan. Pada hakekatnya perusahaan tidak dapat melayani seluruh pelanggan, apalagi terdapat pesaing yang memiliki posisi lebih baik di pasar tertentu.

Segmentasi adalah proses pengelompokan pasar ke dalam segmen yang berbeda-beda, Segmen pasar (market segment) adalah sekelompok pembeli yang memiliki karakteristik yang sama dan memberikan respon yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu.

Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah variable internal (persepsi, sikap kepribadian, gaya hidup) dan variable ekternal (situasi, budaya, Kelompok rujukan dan lain-lain). Melalui pemahaman variable tersebut, diharapkan pemasar dapat menggunakan variable itu untuk mengembangkan strategi pemasaran.

Salah satu manfaat yang paling penting dalam memahami perilaku konsumen adalah pemasar dapat membuat strategi segmentasi yang jelas sehingga memungkinkan untuk menentukan pasar sasaran (target market) dan memposisikan produk dengan proses komunikasi yang baik kepda konsumen sasaran. Kemudian memposisikan produk (product positioning) merupakan strategi yang dirancang untuk mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dua hal ini jelas mempunyai fungsi yang berbeda tetapi keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat sehingga satu sama lain tidak bisa saling menghilang.

Strategi segmentasi Pasar

Strategi yang sangat penting dalam mengembangkan program pemasaran adalah melakukan segmentasi pasar. Dengan segmentasi pasar, diharapkan usaha-usaha pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa diidentifikasi dari berbagai sudut pandang seperti demografi, perilaku, psikografi, dan variable-variabel lain yang relevan.

Segmentasi mempunyai makna memilah-milah konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan kebutuhan. Pemilahan konsumen tersebut berdasarkan pada berbagai variable seperti kelas pendapatan, umur dan kombinasi keduanya

Ritual budaya yang dijalankan oleh suatu masyarakat dapat merupakan satu segmen pasar tersendiri. Misalnya, ritual mudik lebaran dapt dijadikan satu segemen”pasar mudik lebaran”. Budaya populer pakaian wanita yang ketat yang sering dipakai oleh perempuan “ABG”  dapat dijadikan suatu segmen pasar tersendiri. Pemasar dapat memfokuskan pada penciptaan pakaian-pakaian ketat yang pasar sasarannya adalah “Anak Baru Gede”. Contoh lain misalnya ritual budaya ulang tahun. Pemasar dapat menciptakan produk-produk yang khusus biasa dipakai dalam acara ulang tahun.

Ada empat variable utama yang bisa digunakan sebagai dasar-dasar pengelompokan pasar yaitu variable demografi, geografi, psikografi dan perilaku.

Variabel Geografi
Segmentasi geografi membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti Negara, kota atau komplek perumahan

Variabel Demografi

Segementasi demografi membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, pendidikan dan kebangsaan. Faktor –faktor demografi merupakan dasar yang paling popular untuk membuat segmen pelanggan. Salah satu alasan dalam kebutuhan konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan seringkali amat dekat dengan variable demografi. Alasan lain adalah variable demografi lebih mudah diukur ketimbang variable yang lain.

Analisis konsumen dan kebijakan sosial

Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumen.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut :
1.     Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari koomunikasi prosuk atau jasa perusahaan lewat media massa, barosul dan lain-lain
2.   Pencarian informasi. Setalah kebutuahan itu dirasaka, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3.   Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternative yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu
5.  Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah mlembeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Aapakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tresebut atau tidak.

Analisis Kebijakan Sosial

Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan
 Kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakan yang sudah ada. Sementara itu pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.

 Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.

 Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang direrapkan.  Penelahaan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai    berikut :
1.      Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan
2.  Orientasi nilay yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan social tersebut berdasarkannilai benar dan salah
3.      Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjadi keamanan dan stabilitas.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen.

Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.

 Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut
Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian  informasi, evaluasi  alternative, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian
secara rinci tahapan  tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.   Pengenalan masalah.  Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebuthan. Pembei menyadari terdapat perbedan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.
2.    Pencarian informasi.  Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temanya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencarai untuk mempelajari yang lain.
3.    Evaluasi alternative. Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir ? Ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4.   Keputusan membeli. Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk yang paling disukai. Dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal : (1). Intensitas sikap negative orang lain tersebut terhadap alternative piliha n konsumen (2). Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut
5.      Perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.
6. Kepuasaan sesudah pembelian. Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
7.    Tindakan-tindakan sesudah pembelian. Kepuasaan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya, karena dengan kondrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsistensi dan keselarasan di antara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai di dalam dirinya.
8.      Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian. Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan

Teknik Pendekatan untuk mempengaruhi Keputusan Konsumen        

1.      Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk produk yang disampaikan itu.
2.      Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat, manusiawi. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas dan memberikan informasi tent ang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat  pada masing-masing produk yang  tersedia.
3.      Teknik Pendekatan Kombinasi antara Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara teknik stimulus-respon dan teknik humanistik. Pemilik toko atau pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya di serahkan kepada konsumen.
4.      Teknik Pendekatan Dengan Komunikasi yang Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan komunikasi persuasive melalui rumus AIDDAS:A=Attentian(perhatian), I=Interest (minat), D= Desire (hasrat, D=Decision (keputusan), A=Action (tindakan), dan S= Satisfaction (kepuasan).

Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk agar timbul minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk membeli produk tersebut. Setelah itu arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhnnya dengan harapan konsumen merasa puas setelah membeli.

Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a.       Teknik Kreatif
·         Brainstorming Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·         Synectics Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok

b.      Teknik Partisipatif
o   Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
o   Teknik Modern
O Teknik Delphi
O Teknik Kelompok Nominal

Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
·         Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
·         Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif 2 pemecahan masalah.
·         Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif 2 yg disediakan.
·         Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Model-model Pengambilan Keputusan

a.       Model Perilaku Pengambilan keputusan
·         Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·         Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·         Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·         Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·         Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·         Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situasi dibawah sadar.

b.      Model Preskriptif dan Deskriptif
·            Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·            Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·            Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
·            Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
·            Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.

Tipe tipe Proses Pengambilan Keputusan

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan yakni
1.      Pengenalan masalah (problem recognition)
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.

2.      Pencarian informasi (information source)
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalah yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.      Mengevaluasi alternative (alternative evaluation)
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternative yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya

4.      Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal hal lain yang perlu dipertimbangkan.

5.      Evaluasi pasca pembelian  (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak seuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika
membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah:


EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus:
1).   Menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
2).   Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan,
3).   Menilai kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan
4).   Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.

Evaluasi terhadap alternative, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi yaitu
·         Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan dalam memilih
·         Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap tiap merek 

Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak factor eksternal maupun internal
- faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya, 
- faktor-faktor internal, misalnya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dani perilaku beli terjadi. Situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran

Dalam mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat membuat keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada.


Referensi

Nugroho J. Setiadi (2003) Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Setakan ke 3, penerbit Prenada Media Group

henzie26.blogspot.com/.../evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian...
fifi0406.blogspot.com/.../bab-3-proses-pengambilan-keputusan-oleh.htm...

www.wattpad.com/4248708-pengertian-perilaku-konsumen-sumber-day..




1 comment: