Mengenali
perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus terang menyatakan
kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka bertindak sebaliknya.
Mungkin mereka tidak memahami motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga mereka
sering pula bereaksi untuk mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir
sebelum akhirnya melakukan keputusan pembelian. Untuk itu para pemasar perlu mempelajari
keinginan, persepsi, preferensi dan perilakunya dalam berbelanja.
Definisi
Istilah
perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada
permasalahan MANUSIA. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen
secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan konsumsi dan
menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini.
Untuk
memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus
memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh) apa
yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan
konsumen.
The American
Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:
Perilaku konsumen merupakan
interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.. (American Marketing
Association).
Perilaku konsumen adalah Dinamis. Itu berarti bahwa perilaku
seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku
konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasan.
Perilaku Konsumen Melibatkan
Pertukaran. Itu
merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu
pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.
Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan
konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
Penelitian
Konsumen dapat berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan
konsumen dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakan umum.
Penelitian tentang konsumen sangatlah penting karena kita dapat mengetahui apa
yang mereka inginkan dan yang tidak diinginkannya. Dengan adanya penelitian
terlebih dahulu akan memudahkan kita untuk dapat menilai kemauan para konsumen.
Penelitian
Konsumen dapat didefinisikan sebagai pengumpulan, pencatatan dan penganalisaan
data secara sistematis tentang konsumen
Segementasi Pasar dan Analisis
Demografi
Segmentasi
pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam subkelompok di pasar produk,
sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan
prosisi yang hampir sama dengan strategi
pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan. Segmentasi memberikan peluang bagi
perusahaan untuk menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan pembeli
secara efektif. Kepuasaan konsumen dapat ditingkatkan dengan pemfokusan segmen.
Penentuan pasar sasaran merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap
segmen yang akan dilayani oleh perusahaan. Pada hakekatnya perusahaan tidak
dapat melayani seluruh pelanggan, apalagi terdapat pesaing yang memiliki posisi
lebih baik di pasar tertentu.
Segmentasi
adalah proses pengelompokan pasar ke dalam segmen yang berbeda-beda, Segmen
pasar (market segment) adalah sekelompok pembeli yang memiliki karakteristik
yang sama dan memberikan respon yang sama terhadap aktivitas pemasaran
tertentu.
Pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
adalah variable internal (persepsi, sikap kepribadian, gaya hidup) dan variable
ekternal (situasi, budaya, Kelompok rujukan dan lain-lain). Melalui pemahaman
variable tersebut, diharapkan pemasar dapat menggunakan variable itu untuk
mengembangkan strategi pemasaran.
Salah satu
manfaat yang paling penting dalam memahami perilaku konsumen adalah pemasar
dapat membuat strategi segmentasi yang jelas sehingga memungkinkan untuk
menentukan pasar sasaran (target market)
dan memposisikan produk dengan proses komunikasi yang baik kepda konsumen
sasaran. Kemudian memposisikan produk (product positioning) merupakan strategi
yang dirancang untuk mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Dua hal ini jelas mempunyai fungsi yang berbeda tetapi keduanya
mempunyai kaitan yang sangat erat sehingga satu sama lain tidak bisa saling
menghilang.
Strategi segmentasi Pasar
Strategi
yang sangat penting dalam mengembangkan program pemasaran adalah melakukan
segmentasi pasar. Dengan segmentasi pasar, diharapkan usaha-usaha pemasaran
yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.
Segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa
diidentifikasi dari berbagai sudut pandang seperti demografi, perilaku,
psikografi, dan variable-variabel lain yang relevan.
Segmentasi
mempunyai makna memilah-milah konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang
mempunyai kesamaan kebutuhan. Pemilahan konsumen tersebut berdasarkan pada
berbagai variable seperti kelas pendapatan, umur dan kombinasi keduanya
Ritual
budaya yang dijalankan oleh suatu masyarakat dapat merupakan satu segmen pasar
tersendiri. Misalnya, ritual mudik lebaran dapt dijadikan satu segemen”pasar
mudik lebaran”. Budaya populer pakaian wanita yang ketat yang sering dipakai
oleh perempuan “ABG” dapat dijadikan
suatu segmen pasar tersendiri. Pemasar dapat memfokuskan pada penciptaan
pakaian-pakaian ketat yang pasar sasarannya adalah “Anak Baru Gede”. Contoh
lain misalnya ritual budaya ulang tahun. Pemasar dapat menciptakan
produk-produk yang khusus biasa dipakai dalam acara ulang tahun.
Ada empat
variable utama yang bisa digunakan sebagai dasar-dasar pengelompokan pasar
yaitu variable demografi, geografi, psikografi dan perilaku.
Variabel Geografi
Segmentasi
geografi membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti Negara,
kota atau komplek perumahan
Variabel
Demografi
Segementasi
demografi membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variable seperti
umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga, pendapatan,
pekerjaan, agama, ras, pendidikan dan kebangsaan. Faktor –faktor demografi
merupakan dasar yang paling popular untuk membuat segmen pelanggan. Salah satu
alasan dalam kebutuhan konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan seringkali
amat dekat dengan variable demografi. Alasan lain adalah variable demografi
lebih mudah diukur ketimbang variable yang lain.
Analisis konsumen dan kebijakan sosial
Analisis
konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumen.
Proses
pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan
sebagai berikut :
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen
merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu
bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus
bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari koomunikasi
prosuk atau jasa perusahaan lewat media massa, barosul dan lain-lain
2. Pencarian informasi. Setalah
kebutuahan itu dirasaka, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang
bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen
kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternative yang tersedia mulai
dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia
keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen
memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska
pembelian menyangkut sikap konsumen setelah mlembeli produk ataupun
mengkonsumsi suatu jasa. Aapakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya
dengan produk atau jasa tresebut atau tidak.
Analisis
Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis)
dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan
Kebijakan (policy development). Analisis
kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan
datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakan yang
sudah ada. Sementara itu pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses
pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun
pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi
kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan
pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan
kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan
pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi
(prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan
sosial yang direrapkan. Penelahaan
terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh prinsip-prinsip umum yang
dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut :
1.
Penelitian dan rasionalisasi yang
dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan
2. Orientasi nilay yang dijadikan
patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan social tersebut berdasarkannilai
benar dan salah
3.
Pertimbangan politik yang umumnya
dijadikan landasan untuk menjadi keamanan dan stabilitas.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
KONSUMEN
Proses pengambilan keputusan diawali
dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini
terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang
bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen.
Di dalam proses membandingkan ini
konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung
dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian
akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan
sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari
solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule),
yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari
urutan kejadian berikut
Pengenalan masalah kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan membeli dan perilaku
pasca pembelian
secara rinci tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari
adanya masalah kebuthan. Pembei menyadari terdapat perbedan antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh
rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu
rasa lapar, dahaga atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan
rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti
yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.
2. Pencarian informasi. Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong
untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu
keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut
perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia
mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temanya dan melakukan
kegiatan-kegiatan mencarai untuk mempelajari yang lain.
3. Evaluasi alternative.
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat
keputusan akhir ? Ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal
yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh
situasi membeli. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang
sadar dan rasional.
4. Keputusan membeli.
Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang
terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli
untuk yang paling disukai. Dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan
keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana
sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan seseorang akan tergantung
pada dua hal : (1). Intensitas sikap negative orang lain tersebut terhadap
alternative piliha n konsumen (2). Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan
orang lain tersebut
5.
Perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen
tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan
penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan
berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga
periode sesudah pembelian.
6. Kepuasaan sesudah pembelian. Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin
mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk
cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin
melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian. Kepuasaan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk
akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia
akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya,
karena dengan kondrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsistensi dan
keselarasan di antara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai di dalam dirinya.
8.
Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian. Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli
menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian
penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru
tersebut dapat diiklankan
Teknik Pendekatan untuk mempengaruhi Keputusan Konsumen
1.
Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau
pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen
tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk produk yang
disampaikan itu.
2.
Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat,
manusiawi. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada
konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih bersifat
menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas dan memberikan
informasi tent ang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang tersedia.
3.
Teknik Pendekatan Kombinasi antara
Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi
antara teknik stimulus-respon dan teknik humanistik. Pemilik toko atau
pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku
yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli
sepenuhnya di serahkan kepada konsumen.
4.
Teknik Pendekatan Dengan Komunikasi
yang Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan
komunikasi persuasive melalui rumus AIDDAS:A=Attentian(perhatian), I=Interest
(minat), D= Desire (hasrat, D=Decision (keputusan), A=Action (tindakan), dan S=
Satisfaction (kepuasan).
Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap
suatu produk agar timbul minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk membeli
produk tersebut. Setelah itu arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli
produk yang sesuai dengan kebutuhnnya dengan harapan konsumen merasa puas
setelah membeli.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a.
Teknik Kreatif
·
Brainstorming Berusaha untuk
menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan
kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·
Synectics Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b.
Teknik Partisipatif
o
Individu individu atau kelompok
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
o
Teknik Modern
O Teknik
Delphi
O Teknik
Kelompok Nominal
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat
aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
·
Intelligence : Pengumpulan informasi untuk
mengidentifikasikan permasalahan.
·
Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif
2 pemecahan masalah.
·
Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif 2 yg
disediakan.
·
Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan
melaporkan hasilnya.
Model-model Pengambilan Keputusan
a.
Model Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
·
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·
Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
·
Model Pengusaha Baru Dikemukakan
oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situasi dibawah sadar.
b.
Model Preskriptif dan Deskriptif
·
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
·
Model Deskriptif Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
·
Model preskriptif berdasarkan pada
proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas
observasi
·
Disamping model-model diatas (model
linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan
anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih
lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Tipe tipe Proses Pengambilan
Keputusan
Sebelum
dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan yakni
1.
Pengenalan masalah (problem
recognition)
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul,
konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.
Pencarian informasi (information
source)
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi
untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalah yang ada melalui
pencarian informasi. Proses pencarian
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3.
Mengevaluasi alternative (alternative
evaluation)
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen
akan mengevaluasi alternative yang ada untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya
4.
Keputusan pembelian (purchase
decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis
yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang
dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang
aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.
Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak
hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk
tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa
tidak puas jika produk tersebut tidak seuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika
mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini
sering dilakukan oleh konsumen ketika
membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah:
EVALUASI
ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu
alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi
konsumen harus:
1). Menentukan
kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
2). Memutuskan
alternatif mana yang akan dipertimbangkan,
3). Menilai
kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan
4). Memilih
dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Evaluasi terhadap alternative, konsumen cenderung
menggunakan dua tipe informasi yaitu
·
Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk
digunakan dalam memilih
·
Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi
tiap tiap merek
Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak factor eksternal maupun internal
- faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya, - faktor-faktor internal, misalnya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dani perilaku beli terjadi. Situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran
Dalam mengambil keputusan mengenai
pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting
dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai
kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat membuat
keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif sebagai
dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam
menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada.
Referensi
Nugroho J. Setiadi (2003) Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi
untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Setakan ke 3,
penerbit Prenada Media Group
henzie26.blogspot.com/.../evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian...
fifi0406.blogspot.com/.../bab-3-proses-pengambilan-keputusan-oleh.htm...
www.wattpad.com/4248708-pengertian-perilaku-konsumen-sumber-day..
Thank's Infonya Bray .. !!!
ReplyDeletewww.bisnistiket.co.id