Monday, 8 April 2013







Bal Budi 

( Permainan Rakyat Madura )



Pendahuluan


Pengembangan kebudayaan Nasional bersumber pada kebudayaan daerah, karena itu kebudayaan daerah perlu dibina dan di pelihara. Pembinaan dan pemeliharaannya untuk dikembangkan menjadi budaya bangsa harus dilaksanakan dengan rencana. Adapun salah satunya unsur kebudayaan yang perlu dibina, dikembangkan dan diselamatkan adalah permainan rakyat.


Usaha pelestarian nilai budaya dari permainan rakyat perlu terus menerus diadakan. Hal ini penting, karena selain permainan rakyat tersebut cenderung punah dan mungkin tinggal namanya saja, tetapi tantangan baru atas kehadiran permainan yang dirancang berdasarkan teknologi modern juga perlu mendapat perhatian. 


Permainan rakyat tradisional yang mewarnai kepribadian dan memperkaya kebudayaan nasional merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang beranekaragam coraknya, yang setiap daerah atau setia suku bangsa mempunyainya. Permainan menempati tempat yang penting dalam kebudayaan, dan merupakan sumber daya manusia yang sangat besar.


Permainan rakyat Indonesia umumnya, khususnya permainan rakyat Pulau Madura telah tersebar dan berkembang di berbagai daerah dan berbagai kalangan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan bangsa Indonesia. Walaupun  penduduk Indonesia tersebar di kepulauan Nusantara yang terpisah pisah oleh karena letak geografisnya dan membentuk kelompok-kelompok sosial yang masing masing mengembangkan kebudayaan setempat, tampaknya mereka mempunyai permainan yang sama.


Kehidupan masyarakat petani pedesaan di Jawa Timur umumnya dan khususnya di Pulau Madura telah melatar belakangi sosial budayanya, diantaranya dalam hubungannya dengan kegiatan tolong menolong dan gotong royong dalam kehidupan sosial lainnya.



Latar Belakang


Masyarakat Madura sebagai makhluk dengan daya intelektual yang tinggi tidak lepas dari kehidupan berbudaya terutama dalam kehidupan masyarakat. Persamaan atau perbedaan asal usul manusia dalam lingkungan suku bangsa memiliki nilai-nilai budaya sendiri. Hal ini belaku pada masyarakat Madura. Kebudayaan Madura mempunyai persamaan dengan kebudayaan masyarakat Jawa terutama adat istiadatnya.  Selain pengaruh kebudayaan Jawa juga terdapat pengaruh Islam serta kebudayaan lokal sehingga kebudayaan Madura telah menampilkan suatu corak khas kebudayaan di Madura yang lebih banyak menunjukan adanya pengaruh ciri-ciri kebudayaan Hindu dan Islam.  

  

Pulau Madura umumnya di Kabupaten Sumenep khususnya terkenal sebagai penghasil ternak sapi. Para perternak dan petani Madura amat mencintai sapi, hal itu mereka ungkapkan dalam pepatah yang berbunyi se ngorebi sengko area, yang artinya “yang menghidupi aku ini ialah sapiku”. Sapi sebagai ternak yang dipelihara oleh para petani biasanya digembalakan oleh anak-anak merupakan tambahan tenaga kerja yang biasanya diberi tanggung jawab sesuai dengan kemampuan fisik anak itu.


Para penggembala ternak sapi biasanya secara beramai ramai menggiring ternak-ternaknya ke ladang pengembalaan (pangowannana). Disinilah anak-anak bertemu dan berkumpul pada waktu itulah anak-anak bermain bal budi. Permainan tersebut sudah dikenal sejak dahulu, pada mulanya dilakukan oleh anak-anak ketika sedang menggembalakan sapi yang penyelenggaraannya untuk mengisi waktu senggang. Permainan ini merupakan suatu permainan khas sesuai dengan kondisi lingkungan dimana keadaan sosial masyarakat melatar belakangi budaya dalam bentuk permainan rakyat yang memperlihatkan adanya kerjasama di dukung faktor kegotong royongan diantara warga masyarakat yang masih terjalin baik.


Permainan bal budi sebagai salah satu permainan rakyat mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya peningkatan nilai-nilai budaya permainan rakyat di Indonesia, terutama bagi pelaksana permainan yang terdiri dari kelompok anak-anak yang mendidik potensi agar dapat berhasil guna dan berdaya guna. Bal budi sendiri sebenarnya gabungan suatu kegiatan rekreasi yang mengandung unsur main-main dan olahraga, sehingga anak-anak terlibat  menikmatinya sebagai sesuatu yang tidak sungguh-sungguh tetapi mempunyai keasyikan tersendiri, sendangkan unsur olah raga yang terlihat fungsi permainan ini cocok untuk melatih ketrampilan dan ketangkasan anak-anak disamping ada peraturan permainan yang harus dipatuhi oleh pemain.


Permainan bal budi dimainkan tanpa takut mengalami konsekuensi kekalahan yang ada dalam perasaan mereka adalah rasa puas yang sersifat sementara jika menjadi pemenang. Sebaliknya rasa tidak puas dan penasaran yang bersifat sementara bagi yang kalah. Hal ini tampak apabila telah selesai bermain maka anak-anak pengembala akan beramai-ramai menggiring ternaknya kembali. Oleh karena itulah permainan ini mengikat persatuan di antara penggembala yang sewaktu-waktu harus bekerjasama menggiring ternak-ternak mereka. Bentuk kerjasama dalam kegiatan yang membentuk rasa persatuan bagi para penggembala ternak dilakukan pada saat-saat menggiring ternaknya ke padang pengembalaan. Kegiatan ini bertujuan untuk efisiensi kerja dalam arti menggiring ternak bersama-sama karena apabila ternak lepas mereka akan saling membantu agar diantara ternak itu tidak ada yang lepas dari kelompoknya.




Permainan bal budi biasanya dilakukan pada sore hari terutama di waktu ashar, kira-kira pukul 16.00. Di dalalm permainan ini tidak terdapat unsur religius magis, Jadi merupakan permainan hiburan yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengan kepercayaan. Permainan bal-budi tidak pula diiringi musik  ataupun nyanyian-nyanyian apapun, hanya terdengar teriakan-teriakan dari penontong yang menyemangati pemain yang dijagokan.


Pada umumnya permainan dimainkan dengan tidak terikat jumlah pemain, asalkan jumlah mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok yang sama. Kemudian jumlah pemain ditentukan masing-masing kelompok menjadi sembilan orang. Demikian pula dalam peraturan permainan untuk menentukan siapa yang menang hanya dilihat dari jumlah berapa kali bola yang berhasil ditepat atau ditendang masuk ke dalam batas arena dianggap hidup (mendapat nilai).


Latar belakang sosial budaya dari permainan ini, berasal dari permainan para penggembala ternak yang dalam pelaksanaannya tidak memandang stratifikasi sosial maupun pendidikan sehingga muncul sebagai suatu permainan yang benar-benar merakyat. Kemudian mendukung semenjak mereka untuk berkreasi sambil berolah raga. Teknik memainkan permainan bal budi itu hanya memerlukan ketrampilan menangkap bola dan sportifitas.


Nilai- nilai yag terkandung dalam permainan bal budi ini adanya rasa disiplin karena pemain baru mematuhi aturan-aturan permainan yang berlaku, juga adanya rasa solidaritas  jika bola di buat dari baju salah satu seorang pemain maka dibuat peraturan agar pemain lainnya tidak diperkenankan memakai baju. Selain itu dilihat dari bentuk kegiatan permainan ini tampak sekali unsur-unsur  kegotong royongan dengan adanya rasa persatuan dan kerjsama antara para pemain untuk mencapai sesuatu. Misalnya kelompok 1 sebagai kelompok penepak para anggotanya masing-masing mempunyai nomor urutan. Langkah-langkah kegiatan dalam permainan apabila urutan pertama tidak dapat mencapai tepakan terakhir maka akan dilanjutkan oleh penepak urutan berikutnya untuk mencapai angka yang tinggi bagi kelompoknya agar menang, disini tampaklah kegiatan kerjasama antara para pemain. 

Demikian pula sebaliknya bagi kelompok yang  menjaga tampak kegiatan kerjasama diantara anggota. Para pemain (kelompok yang menjaga) melakukan kegiatan kooperatif diantaranya dengan melakukan langkah-langkah permainan yang telah dibentuk berdasarkan pembagian kerja ketika akan menangkap bola, sehingga kelompok yang menjaga akan berakhir untuk menjaga kelompok menepak. Disini peranan antara pemimpin dengan anggota kelompok, mewujudkan suatu sikap kerjasama tim agar mampu menjadi suatu tim yang setia kawan.
 
Pada masa sekarang permainan bal budi lebih popular dari pada masa dulu. Demikian pula peraturan dan tata tertib permainannya makin sempurna tanpa mengubah prinsip-prinsip peraturan yang asli. Selain itu jika semula permaian tersebut tidak mengenai adanya perkumpulan-perkumpulan kini telah terorganisir dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan yang diberi nama, perkumpulan Halilintar, Kuda Terbang dan sebagainya. Permainan ini bersifat hiburan yang kompetitif dengan pengembangan fisik yang memerlukan ketangkasan, ketrampilan serta kejelian untuk menangkap bola.


Melalui permainan ini, anak-anak dapat menanamkan sikap dan ketrampilan sebagai anggota masyarakat agar mereka nantinya mampu memainkan peranan dengan kedudukan sosial masing-masing dalam masyarakat dan merupakan kegiatan yang secara tidak langsung juga merupakan usaha melestarikan permainan rakyat (Indonesia). Selajutnya melalui permainan diharapkan pula agar anak-anak terdorong untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan aktifitan yang kompetitif. Olah raga yang tolak ukurnya adalah ketangkasan dan ketrampilan, belajar untuk berjiwa kreatif dan sportif. Selain itu juga permainan ini merupakan permainan anak-anak yang paling baik untuk membantu anak-anak bersosialisasi. Karena permainan ini harus menurut peraturan yang sudah ditetapkan yang menuruti peraturan dianggap bermain curang dan dapat disingkirkan dari kelompok. Dengan demikian anak-anak dapat belajar berkelakuan baik dan bersiplin. 


Permaianan rakyat yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini tersebar di berbagai pelosok di Madura. Keaneka ragaman permainan ini menunjukkan khas daerah. Permainan ini tidak kecil artinya dalam proses sosialisasi. Karena merupakan kegiatan yang mempersiapkan anak-anak untuk menjadi dewasa, yaitu dengan mengarahkan kegiatan yang dilandasi oleh naluri kepada kegiatan yang lebih banyak dikuasai oleh berbagai kebutuhan di luar naluriah di kemudian hari. Permainan ini  juga menanamkan nilai-nilai kegotong royongan dan merupakan latihan bermacam-macam fungsi jasmani, yang diperlukan untuk penyesuaian hidupnya. Oleh karena itu, permainan yang dasarnya untuk menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini dapat dilihat sebagai alat pendidikan yang baik.


Permainan ini banyak kegunaannya, baik yang sifatnya hiburan maupun ketangkasan dan keterampilan.


Dalam perkembangan sekarang ada pemainan yang berkembang dan ada pula yang tidak berkembang, Adapun permainan yang berkembang dan mendapat perhatian yaitu permainan  bal budi. Bal budi sebagai suatu permainan kini mulai pengaruh, bahkan kadang kala sering dipertandingkan antar desa.


Dengan demikian permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini merupakan salah satu khasanah budaya bangsa. Selain berfungsi sebagai alat hiburan dan pengisi waktu senggang, permainan juga sekaligus berfungsi sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya yang dapat dipergunakan untuk menanamkan pengertian dan membina sikap tertentu pada masyarakat. Dan sekaligus di dalam fungsi pengembangannya, seperti pengembangan mental, sosial, kreatifitas, moral dan edukatif intelektual, permainan-permainan ini menanamkan nilai-nilai kegotong royongan, baik yang kompetitif maupun yang tidak kompetitif yang sangat besar pengaruhnya terhadap mutu kegiatan pembinaan budaya dalam masyarakat karena permainan ini menanamkan nilai-nilai kegotong royongan jadi permaian ini berfungsi sebagai media belajar yang komunikatif.

Permainan- permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini yang tersebar di berbagai pelosok desa di Madura. Pada umunya mengandung unsur-unsur yang bersifat hiburan tetapi kompetitif. Permainan rakyat  dapat dipertahankan bahkan ada yang dapat dikembangkan untuk dijadikan permainan nasional misalnya permainan bal budi. Hal ini dikarenakan permainan ini mengandung nilai-nilai luhur Pancasila yang mencerminkan dan mengembangkan suasana akrab. Nilai-nilai ini terdapat pada sila kelima butir pertama, diantaranya nilai-nilai kegotong royongan dimana permainan permainan di atas sangat baik untuk pembinaan budaya dalam masyarakat dan memupuk kegotong royongan telah tertanam.


Jadi dengan demikian secara keseluruhan permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan yang cukup potensial ini perlu dibina dan dikembangkan secara sadar melalui program pendidikan sebagai unsur pendukung materi pelajaran olah raga.


Upaya penanaman nilai-nilai budaya melalui permainan rakyat tradisional, juga erat hubungannya dengan pendidikan, seperti percaraya diri, pengenalan lingkungan, kesetiakawanan sosial, sikap patriotisme dan nasionalisme yang semakin kuat dalam rangka memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.




Referensi


Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Madura, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1991  

No comments:

Post a Comment