Bal Budi
(
Permainan Rakyat Madura )
Pendahuluan
Pengembangan kebudayaan
Nasional bersumber pada kebudayaan daerah, karena itu kebudayaan daerah perlu
dibina dan di pelihara. Pembinaan dan pemeliharaannya untuk dikembangkan
menjadi budaya bangsa harus dilaksanakan dengan rencana. Adapun salah satunya
unsur kebudayaan yang perlu dibina, dikembangkan dan diselamatkan adalah
permainan rakyat.
Usaha pelestarian nilai
budaya dari permainan rakyat perlu terus menerus diadakan. Hal ini penting,
karena selain permainan rakyat tersebut cenderung punah dan mungkin tinggal
namanya saja, tetapi tantangan baru atas kehadiran permainan yang dirancang
berdasarkan teknologi modern juga perlu mendapat perhatian.
Permainan rakyat
tradisional yang mewarnai kepribadian dan memperkaya kebudayaan nasional
merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang beranekaragam coraknya, yang
setiap daerah atau setia suku bangsa mempunyainya. Permainan menempati tempat
yang penting dalam kebudayaan, dan merupakan sumber daya manusia yang sangat
besar.
Permainan rakyat
Indonesia umumnya, khususnya permainan rakyat Pulau Madura telah tersebar dan
berkembang di berbagai daerah dan berbagai kalangan masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan bangsa Indonesia. Walaupun penduduk Indonesia tersebar di kepulauan
Nusantara yang terpisah pisah oleh karena letak geografisnya dan membentuk
kelompok-kelompok sosial yang masing masing mengembangkan kebudayaan setempat,
tampaknya mereka mempunyai permainan yang sama.
Kehidupan masyarakat
petani pedesaan di Jawa Timur umumnya dan khususnya di Pulau Madura telah
melatar belakangi sosial budayanya, diantaranya dalam hubungannya dengan kegiatan
tolong menolong dan gotong royong dalam kehidupan sosial lainnya.
Latar
Belakang
Masyarakat Madura
sebagai makhluk dengan daya intelektual yang tinggi tidak lepas dari kehidupan
berbudaya terutama dalam kehidupan masyarakat. Persamaan atau perbedaan asal
usul manusia dalam lingkungan suku bangsa memiliki nilai-nilai budaya sendiri.
Hal ini belaku pada masyarakat Madura. Kebudayaan Madura mempunyai persamaan
dengan kebudayaan masyarakat Jawa terutama adat istiadatnya. Selain pengaruh kebudayaan Jawa juga terdapat
pengaruh Islam serta kebudayaan lokal sehingga kebudayaan Madura telah
menampilkan suatu corak khas kebudayaan di Madura yang lebih banyak menunjukan
adanya pengaruh ciri-ciri kebudayaan Hindu dan Islam.
Pulau Madura umumnya di
Kabupaten Sumenep khususnya terkenal sebagai penghasil ternak sapi. Para perternak
dan petani Madura amat mencintai sapi, hal itu mereka ungkapkan dalam pepatah
yang berbunyi se ngorebi sengko area,
yang artinya “yang menghidupi aku ini ialah sapiku”. Sapi sebagai ternak yang
dipelihara oleh para petani biasanya digembalakan oleh anak-anak merupakan
tambahan tenaga kerja yang biasanya diberi tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan fisik anak itu.
Para penggembala ternak
sapi biasanya secara beramai ramai menggiring ternak-ternaknya ke ladang pengembalaan
(pangowannana). Disinilah anak-anak bertemu dan berkumpul pada waktu itulah
anak-anak bermain bal budi. Permainan
tersebut sudah dikenal sejak dahulu, pada mulanya dilakukan oleh anak-anak
ketika sedang menggembalakan sapi yang penyelenggaraannya untuk mengisi waktu
senggang. Permainan ini merupakan suatu permainan khas sesuai dengan kondisi
lingkungan dimana keadaan sosial masyarakat melatar belakangi budaya dalam
bentuk permainan rakyat yang memperlihatkan adanya kerjasama di dukung faktor
kegotong royongan diantara warga masyarakat yang masih terjalin baik.
Permainan bal budi sebagai salah satu permainan
rakyat mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya peningkatan nilai-nilai
budaya permainan rakyat di Indonesia, terutama bagi pelaksana permainan yang
terdiri dari kelompok anak-anak yang mendidik potensi agar dapat berhasil guna
dan berdaya guna. Bal
budi
sendiri sebenarnya gabungan suatu kegiatan rekreasi yang mengandung unsur
main-main dan olahraga, sehingga anak-anak terlibat menikmatinya sebagai sesuatu yang tidak
sungguh-sungguh tetapi mempunyai keasyikan tersendiri, sendangkan unsur olah
raga yang terlihat fungsi permainan ini cocok untuk melatih ketrampilan dan
ketangkasan anak-anak disamping ada peraturan permainan yang harus dipatuhi
oleh pemain.
Permainan bal budi dimainkan tanpa takut mengalami
konsekuensi kekalahan yang ada dalam perasaan mereka adalah rasa puas yang
sersifat sementara jika menjadi pemenang. Sebaliknya rasa tidak puas dan
penasaran yang bersifat sementara bagi yang kalah. Hal ini tampak apabila telah
selesai bermain maka anak-anak pengembala akan beramai-ramai menggiring
ternaknya kembali. Oleh karena itulah permainan ini mengikat persatuan di
antara penggembala yang sewaktu-waktu harus bekerjasama menggiring
ternak-ternak mereka. Bentuk kerjasama dalam kegiatan yang membentuk rasa
persatuan bagi para penggembala ternak dilakukan pada saat-saat menggiring
ternaknya ke padang pengembalaan. Kegiatan ini bertujuan untuk efisiensi kerja dalam
arti menggiring ternak bersama-sama karena apabila ternak lepas mereka akan
saling membantu agar diantara ternak itu tidak ada yang lepas dari kelompoknya.
Permainan bal budi
biasanya dilakukan pada sore hari terutama di waktu ashar, kira-kira pukul
16.00. Di dalalm permainan ini tidak terdapat unsur religius magis, Jadi
merupakan permainan hiburan yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengan
kepercayaan. Permainan bal-budi tidak pula diiringi musik ataupun nyanyian-nyanyian apapun, hanya
terdengar teriakan-teriakan dari penontong yang menyemangati pemain yang
dijagokan.
Pada umumnya permainan
dimainkan dengan tidak terikat jumlah pemain, asalkan jumlah mereka dapat
dibagi menjadi dua kelompok yang sama. Kemudian jumlah pemain ditentukan
masing-masing kelompok menjadi sembilan orang. Demikian pula dalam peraturan
permainan untuk menentukan siapa yang menang hanya dilihat dari jumlah berapa
kali bola yang berhasil ditepat atau ditendang masuk ke dalam batas arena
dianggap hidup (mendapat nilai).
Latar belakang sosial
budaya dari permainan ini, berasal dari permainan para penggembala ternak yang
dalam pelaksanaannya tidak memandang stratifikasi sosial maupun pendidikan
sehingga muncul sebagai suatu permainan yang benar-benar merakyat. Kemudian
mendukung semenjak mereka untuk berkreasi sambil berolah raga. Teknik memainkan
permainan bal budi itu hanya
memerlukan ketrampilan menangkap bola dan sportifitas.
Nilai- nilai yag
terkandung dalam permainan bal budi
ini adanya rasa disiplin karena
pemain baru mematuhi aturan-aturan permainan yang berlaku, juga adanya rasa
solidaritas jika bola di buat dari baju
salah satu seorang pemain maka dibuat peraturan agar pemain lainnya tidak
diperkenankan memakai baju. Selain itu dilihat dari bentuk kegiatan permainan
ini tampak sekali unsur-unsur kegotong
royongan dengan adanya rasa persatuan dan kerjsama antara para pemain untuk mencapai
sesuatu. Misalnya kelompok 1 sebagai kelompok penepak para anggotanya masing-masing
mempunyai nomor urutan. Langkah-langkah kegiatan dalam permainan apabila urutan
pertama tidak dapat mencapai tepakan terakhir maka akan dilanjutkan oleh
penepak urutan berikutnya untuk mencapai angka yang tinggi bagi kelompoknya
agar menang, disini tampaklah kegiatan kerjasama antara para pemain.
Demikian
pula sebaliknya bagi kelompok yang menjaga
tampak kegiatan kerjasama diantara anggota. Para pemain (kelompok yang menjaga)
melakukan kegiatan kooperatif diantaranya dengan melakukan langkah-langkah
permainan yang telah dibentuk berdasarkan pembagian kerja ketika akan menangkap
bola, sehingga kelompok yang menjaga akan berakhir untuk menjaga kelompok
menepak. Disini peranan antara pemimpin dengan anggota kelompok, mewujudkan
suatu sikap kerjasama tim agar mampu menjadi suatu tim yang setia kawan.
Pada masa sekarang
permainan bal budi lebih popular dari
pada masa dulu. Demikian pula peraturan dan tata tertib permainannya makin
sempurna tanpa mengubah prinsip-prinsip peraturan yang asli. Selain itu jika
semula permaian tersebut tidak mengenai adanya perkumpulan-perkumpulan kini
telah terorganisir dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan yang diberi nama,
perkumpulan Halilintar, Kuda Terbang dan sebagainya. Permainan ini bersifat
hiburan yang kompetitif dengan pengembangan fisik yang memerlukan ketangkasan,
ketrampilan serta kejelian untuk menangkap bola.
Melalui permainan ini,
anak-anak dapat menanamkan sikap dan ketrampilan sebagai anggota masyarakat agar
mereka nantinya mampu memainkan peranan dengan kedudukan sosial masing-masing
dalam masyarakat dan merupakan kegiatan yang secara tidak langsung juga
merupakan usaha melestarikan permainan rakyat (Indonesia). Selajutnya melalui
permainan diharapkan pula agar anak-anak terdorong untuk memanfaatkan waktu
luangnya dengan aktifitan yang kompetitif. Olah raga yang tolak ukurnya adalah
ketangkasan dan ketrampilan, belajar untuk berjiwa kreatif dan sportif. Selain
itu juga permainan ini merupakan permainan anak-anak yang paling baik untuk membantu
anak-anak bersosialisasi. Karena permainan ini harus menurut peraturan yang
sudah ditetapkan yang menuruti peraturan dianggap bermain curang dan dapat
disingkirkan dari kelompok. Dengan demikian anak-anak dapat belajar berkelakuan
baik dan bersiplin.
Permaianan rakyat yang
menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini tersebar di berbagai pelosok di
Madura. Keaneka ragaman permainan ini menunjukkan khas daerah. Permainan ini
tidak kecil artinya dalam proses sosialisasi. Karena merupakan kegiatan yang mempersiapkan
anak-anak untuk menjadi dewasa, yaitu dengan mengarahkan kegiatan yang
dilandasi oleh naluri kepada kegiatan yang lebih banyak dikuasai oleh berbagai
kebutuhan di luar naluriah di kemudian hari. Permainan ini juga menanamkan nilai-nilai kegotong royongan
dan merupakan latihan bermacam-macam fungsi jasmani, yang diperlukan untuk
penyesuaian hidupnya. Oleh karena itu, permainan yang dasarnya untuk menanamkan
nilai-nilai kegotong royongan ini dapat dilihat sebagai alat pendidikan yang
baik.
Permainan ini banyak
kegunaannya, baik yang sifatnya hiburan maupun ketangkasan dan keterampilan.
Dalam perkembangan
sekarang ada pemainan yang berkembang dan ada pula yang tidak berkembang, Adapun
permainan yang berkembang dan mendapat perhatian yaitu permainan bal
budi. Bal budi sebagai suatu
permainan kini mulai pengaruh, bahkan kadang kala sering dipertandingkan antar
desa.
Permainan- permainan
yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan ini yang tersebar di berbagai pelosok
desa di Madura. Pada umunya mengandung unsur-unsur yang bersifat hiburan tetapi
kompetitif. Permainan rakyat dapat
dipertahankan bahkan ada yang dapat dikembangkan untuk dijadikan permainan
nasional misalnya permainan bal budi.
Hal ini dikarenakan permainan ini mengandung nilai-nilai luhur Pancasila yang
mencerminkan dan mengembangkan suasana akrab. Nilai-nilai ini terdapat pada
sila kelima butir pertama, diantaranya nilai-nilai kegotong royongan dimana
permainan permainan di atas sangat baik untuk pembinaan budaya dalam masyarakat
dan memupuk kegotong royongan telah tertanam.
Jadi dengan demikian
secara keseluruhan permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong royongan yang
cukup potensial ini perlu dibina dan dikembangkan secara sadar melalui program
pendidikan sebagai unsur pendukung materi pelajaran olah raga.
Upaya penanaman
nilai-nilai budaya melalui permainan rakyat tradisional, juga erat hubungannya
dengan pendidikan, seperti percaraya diri, pengenalan lingkungan,
kesetiakawanan sosial, sikap patriotisme dan nasionalisme yang semakin kuat
dalam rangka memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Referensi
Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat
Madura, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1991
No comments:
Post a Comment